Lokakarya Inversi Data Geofisika

Lokakarya dengan narasumber Dr. Tedi Yudistira, S.Si., M.Si, Dosen Prodi Teknik Geofisika ITB berlangsung pada Hari Jumat 12 Juli 2024 di Aula Jurusan Teknik Geologi Universitas Pattimura. Kegiatan lokakarya ini dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Pattimura, yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan. Lokakarya ini dimoderatori oleh Sanny V. Aponno, S.Si, M.PFis, Dosen Prodi Teknik Geologi Universitas Pattimura dan diikuti oleh 56 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen baik dari Jurusan Teknik Geologi maupun mahasiswa dari fakultas lain. Lokakarya berjalan selama 3 jam untuk Sesi 1 : Teori dan 2 jam untuk Sesi 2 : Praktek yang diisi oleh penjelasan narasumber dan 45 menit diisi dengan tanya jawab. Mahasiswa sangat antusias dalam sesi tanya jawab yang ditunjukkan oleh banyaknya pertanyaan yang diajukan.

Lokakarya ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang masih diperlukannya bidang-bidang yang khususnya terkait dengan Prodi Teknik Geofisika, Dalam lokakarya tersebut yakni memaparkan di bidang geofisika, pengamatan atau pengukuran data di permukaan bumi dilakukan untuk menaksir kondisi di bawah permukaan. Data yang diamati adalah respons dari struktur atau formasi geologi bawah permukaan. Respons ini terjadi akibat adanya variasi parameter fisik yang relevan dari tahanan jenis serta parameter lainnya yang berhubungan dengan struktur atau formasi geologi di bawah permukaan. Metode inversi adalah proses pengolahan data lapangan atau data observasi yang menggunakan teknik matematika dan statistik untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis distribusi sifat fisik bawah permukaan. Dalam proses inversi, analisis dilakukan terhadap data observasi dengan mencocokkan kurva antara model matematika dan data observasi atau data lapangan. Analisis ketidakpastian adalah alat yang populer dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi teknik saat ini. Pemodelan inversi merupakan metode yang diterapkan dalam interpretasi komputer untuk membentuk model dari data yang dimasukkan. Setiap pengukuran mengandung ketidakpastian, dan hasil dari suatu penelitian dianggap lengkap hanya jika disertai dengan data mengenai ketidakpastian dari semua alat ukur dan persamaan yang digunakan. Proses pemodelan ini dapat berlangsung secara otomatis guna memperoleh model atau nilai yang diinginkan. Kesalahan penilaian dari pengukuran data tahanan jenis tidak dapat diabaikan. Untuk memperluas validitas hasil ini, ketidakpastian dan kesalahan lain contohnya yakni dari jarak (terutama yang lebih pendek) antara elektroda dan faktor lainnya.